Ekklesia itu sudah lama ada bahkan kini sudah berumur beribu-ribu tahun. Awal namanya bersal dari kata -ek dan kaleo, yang artinya "memanggil keluar". Kata depan -ek dalam ekklesia (ekkaleo) sering di tafsirkan sebagai ' keluar dari sekumpulan orang-orang".Akan tetapi penafsiran ini meragukan sebab pada mulanya sekedar menunjukkan bahwa warga yunani pada masa itu di panggil dari rumah mereka.
By ; Rudi Juan Carlos Sipahutar
Apapun sumber kata dan bagaimanapun menafsirkannya, Ekklesia secara umum menunjuk pada apa yang kita kenali sekarang sebagai GEREJA.
(menurut literatur sejarah bahwa kata " Church", "Kerk" dan " Kirche" bukanlah berasal dari kata "Ekklesia"
tapi dari kata "kuriake" yang artinya adalah " Milik TUHAN".
Fakta yang tak terbantahkan oleh siapapun bahwa kini GEREJA itupun telah hadir dan bertumbuh laksana jamur di musim hujan di negeri jamrud Khatulistiwa ini. Ekklesia sebagi Organisme dan sebagai Institusi dengan berbagai macam label nama dan denominasi sudah sangat sulit di hafalkan dalam otak bahkan malah sering kali bisa membuat pusing kepala untuk membedakan satu nama dengan nama lainnya.
Di dusun-dusun hingga ke sudut-sudut kota sangat mudah di jumpai adanya gedung-gedung Tua tapi masih megah yang bernama GEREJA dan bahkan gedung-gedung sebagian adalah warisan dari para bangsa Penjajah di masa yang silam.
Tapi tajk jarang juga kita melihat Beberapa gedung yang super mewah dengan Mercusuar yang menjulang tinggi ke angkasa komplit dengan arsitektur modern dan di lengkapi Fasilitas Tehnologi canggih, berdiri tegak di pusat-pusat kota dan di samping jalan-jalan utama.
Keberadaan semua GEREJA itu cuma satu menjadi wadah bagi persekutuan orang yang menamakan dirinya PENGIKUT KRISTUS, maka sebagi INSTITUSI GEREJA bagi kalangan Kristen menyebutnya MATER FIDELIUM atau IBU BAGI ORANG PERCAYA.
IBU BAGI ORANG-ORANG PECAYA inilah yang menjadi kebanggaan bagi para kumpulan jemaatnya. Satu sama lain sepertinya berlomba untuk memperlengkapi diri dengan berbagai alat vital yang akan menjadi Trade mark dan Ciri khas dari masing-masing EkkLesia Lokal. Lama-kelamaan gereja tampaknya telah berubah fungsi sebagai LUMBUNG HARTA untuk menunjukkan kemewahan penghuninya.
dari Dinding papan di rubah menjadi tembok-tembok beton yang tahan untuk ratusan tahun,Bangku kayu di sulap menjadi kursi interior yang berbusa tebal dan sangat nyaman. Ada Studio musik, ada Museum, ada kamar tidur bahkan ada yang menyimpan dana Deposito Trilunan rupiah berpacu dengan sebagian GEREJA yang berusaha untuk membuat semacam Bank perkreditan rakyat di GEREJA nya. Pokoknya ada-ada aja deh...
Saya sangat kecewa melihat GEREJA hanya Menghabiskan waktu bertahun-tahun hanya untuk "MASTURBASI". Sibuk mempermainkan alat vitalnya hanya untuk kenikmatan kalangan sendiri saja..
GEREJA jangan menutup mata pada insan di luar lingkungannya.
GEREJA tidak boleh diam dan cuek menyaksikan penderitaan insan yang tak seiman dengan dirinya.
GEREJA harus bergerak sesuai kehendak PENCIPTA-nya.
Kawan, jangan jengkel dan kesal atau panas hati dulu membaca artikel ini..
Jangan pula marahi saya lantas mencaci maki saya, tapi mari kita tafakur dan mulai berdoa untuk transformasi bagi GEREJA kita.
Saya tak pernah dan tak akan keberatan akan semua kemewahan itu...
Saya juga tak anti pati dengan umat yang menyebut dirinya KRISTEN, karena saya pun harus mengakui bahwa di jauh di dalam hati kecilku yang tersembunyi, Saya pun adalah Pengikut KRISTUS, ya saya adalah seorang KRISTEN..
Tapi saya harus jujur, Bahwa saya mulai muak hidup dalam GEREJA- GEREJA itu..
GEREJA yang di sebut MATER FIDELIUM (Ibu bagi orang percaya) itu telah kehilangan KESUCIAN nya oleh ulah para CHURH MAN yang merasa paling tau dan paling kenal dengan IBU nya...
GEREJA telah lupa akan PANGGILANNYA untuk keluar dari ruang nyaman, Tapi malah Sibuk dengan diri sendiri untuk menciptakan CONFORT ZONE..
Jangan...Jangan Lakukan itu lagi...!!
Hentikan...hentikan semua itu...!!!
Bagaimanapun GEREJA adalah Terang yang memberi pencerahan dalam kegelapan..
Karena itu jangan hanya sibuk memberi sinar kepada lampu-lampu yang sudah menyala.
Bagaimanapun GEREJA adalah garam yang berfungsi menyedapkan rasa serta untuk mencegah pembusukan..
Karena itu berhentilah untuk menghabiskan energi hanya untuk menggarami garam-garam yang sudah ada, atau malah sibuk membusukkan diri sendiri..
Wahai GEREJA ku , jangan tunggu hingga suatu saat ada diantara jemaat yang justru geram dan kemudian hadir untuk membakar GEREJA nya sendiri..
Semoga saja Tidak..!!
(seorang pemuda yang masih betah untuk ber-GEREJA)
- Otokritik tidak akan mengurangi rasa sayangnya terhadap GEREJA-nya -
BedaIsMe, Gerakan Aku Cinta Indonesia
12 tahun yang lalu