Rabu, 17 September 2008

ORANG MUDA YANG BERANI BERTAHAN


LUAR BIASA ! "Ternyata masih ada orang muda yang berani bertahan seperti Ronald, ditengah banyak pelajar yang menhalalkan segala cara untuk satu tujuan LULUS !!"

By : Rudi Juan Carlos Sipahutar


Sejak tahun November tahun 2004 saya diberi kesempatan berkenalan dengan sekelompok siswa-siswa STM di daerah Rawamangun. Wajar dalam hitungan minggu langsung bisa langsung akrab, karena baru kali ini mereka kedatangan seorang pengajar dengan status guru BP (budi pekerti) tapi mereka panggil dengan sapaan "KAKAK".
Kendati sekolah ini adalah di bawah naungan Yayasan Kristen, tetapi penerimaan siswa sifatnya terbuka untuk umum, jadi tak heran dari Jumlah Total siswa sekitar 90 % adalah non Kristen. Maklumlah sekolah ini memang kurang elit, hanya di minati oleh warga sekitar yang status ekonominya dibawah rata-rata.

Di sekolah ini lah saya menemukan satu makna keberanian hidup dari seorang anak yang bernama Ronald Josua. Anaknya tergolong biasa-biasa saja jika di bandingkan dengan rekan- rekan sekelasnya, nyaris tak ada yang istimewa. Di dalam kelas juga suka becanda, ribut sana sini , teriak-teriak, dan saling melontarkan celotehan -celotehan canda kepada sesama teman sekelasnya, dan itu wajar dan sangat lumrah bagi mereka.

Yang unik, Ronald selalu ikut hadir bersama teman-temannya untuk ibadah singkat setiap jumat usai pulang sekolah. Ya, sudah aturan sekolah nya begitu. Ketika siswa yang umat muslim sholat jumat, maka Siswa dari kalangan umat Kristiani juga mengadakan ibadah singkat sendiri dengan memakai ruangan kelas yang sudah kosong. Ibadah/ kebaktian itu rutin di lakukan tetapi rutin juga hanya sedikit yang mau hadir, tetapi Ronald tergolong anak yang paling rajin. Bertahun-tahun begitu-begitu saja...

Singkat cerita, Ketika Pengumuman hasil ujian Akhir Nasional ( waktu itu standard nilai 4,25). Saya tak lagi mengajar di sekolah itu. Tanpa sengaja ketemu teman sekelasnya dan memberi informasi kalo Ronald Josua TIDAK LULUS.
Wah, saya diam-diam kaget juga ! Langsung saya cek daftar phone book di handphone saya dan segera menelepon kerumahnya. Orang tuanya bilang Ronal tak ada di rumah. saya titip pesan saja kalo saya pengen ketemu dan urusannya penting.

Menunggu 1 bulan, Akhirnya ketemu Ronald Josua dengan tak sengaja di sekitar Kompleks Rumah tempat saya tinggal, rupanya Ronald baru pulang dari gereja latihan Paduan suara. Tak jauh dari tempat tinggal saya memang ada sebuah Gereja HKBP Pulo Asem, di situlah Ronald berjemaat. Letek gereja inipun tergolong unik, karena tepat didepan Gereja berdiri megah sebuag Mesjid. Jaraknya terpisah oleh jalan aspal selebar 6 meter, unik Bukan ??, Bisa jadi kedua rumah ibadah itu menjadi gamparan sikap penghuni komplek yang Pluralis,,
Akhh, sudahlah!!

Ronald Josua cerita Lugas, Dia tidak lulus karena tidak mau nyontek seperti teman-temannya. Dia bilang dia takut nyontek, Karena takut Berdosa sama Tuhan. Ada ucapan Ronald yang sampai sekarang pun masih terus bergiang di telinga saya: " Kak Rudi, Buat apa saya kebaktian dan memuji TUHAN setiap jumat bareng kak Rudi dan kakak-kakak YES ( YES : Youth Empowerment Station, tempat saya bekerja) , kalo saya ujian saja harus nyontek!!". Saya membisu. Tapi jiwa saya berkecamuk. Baru saja, dalam hati saya mau bilang ke Ronald, " Kenapa saat itu tidak nyontek saja, yg penting kan LULUS"!
LUAR BIASA ! "Ternyata masih ada orang muda yang berani bertahan seperti Ronald, ditengah banyak pelajar yang menhalalkan segala cara untuk satu tujuan LULUS !!"
"Ternyata masih ada satu anak Tuhan yang terus berjuang taat demi Tuhan yang dia puja dan dia Percaya sebagai junjungan Hidupnya, kendati harus menerima konsekuensi yang sulit dan membawa diri ketitik nadir"!!..Praise The LORD!!
( di kemudian hari saya dapat info dari banyak teman sekelas Ronald Josua, kalao selama ujian UAN diadakan mereka semua mendapat bocoran jawaban dari pihak sekolah melalui SMS dengan Hp yang di pinjamkan, kecuali Ronald tak pernah mau untuk ikut tanpa ada alasan yang pasti).

Saya tersentak kaget dengan ucapan anak muda ini, padahal dia kan mantan muridku. Saya gusar, mau harus bangga atau prihatin dengan sikapnya. Pada akhirnya saya harus memilih keduanya. Ya, saya bangga dengan sikap nya tetapi prihatin dengan "nasib" nya, karena itu saya putuskan harus membantu dia semampu yang saya bisa, Saya coba tawarin ujian paket C. Tapi tawaran saya sudah terlambat alias basi. Ronald sudah sejak seminggu yang lalu ikut mendaftar Ujian paket C dan membayarnya lunas dengan uang dari hasil jerih payahnya sendiri yang bekerja sebagai pengatur bola billyard ( saya lupa apa istilahnya). Ehmm, saya hanya pahlawan yang kesiangan saja ! Kami akhirnya berpisah dengn terlebih dulu menikmati nasi goreng di pinggir jalan (hanya itu yang bisa saya lakukan).

Setahun berikutnya, Sekitar jam 7 malam bertemu lagi dengan Ronald dengan gayanya yang tampak lebih necis dan gagah. Rupanya selama kami tak bersua, Ronald berhasil lulus ujian Paket C, kemudian ikut lagi Ujian Akhir Nasional dan berhsil Lulus dengan nilai terbaik dari sekolahnya, sekarang dia malah sudah di terima bekerja di sebuah bengkel resmi di Jakarta Timur. Saya jadi sedikit sungkan, ketika dia meminta saya harus mau ditraktir makan di warung Padang dekat tempat tinggal saya. Di antara bias-bias cahaya lampu kendaraan yang lalu lalang, samar saya melihat tukng nasi goreng tempat kami mengobrol setahun yang lalu. Dalam hati saya berbisik, " Ya Tuhan, nasi Goreng Yang saya traktir dulu, kini berubah menjadi nasi Padang". ( R.J.C. Sipahutar )

(Terpujilah Tuhan karena karya tanganNya yang Ajaib bahkan dari peristiwa hidup yang sederhana tapi penuh makna. Amin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar