Minggu, 14 September 2008

GEREJA DI KAMPUNG HALAMAN

































Rudi JC Sipahutar
Says:
  1. Pun begitu indah kampung halamanku,
    Pun bertebar ratusan Gedung2 Gereja di 8 penjuru
    Dan Menjulang menara SALIB menantang langit
    Berhias cat kapur yang sudah memudar
    Dengan ATAP seng yang sudah tua n berkarat
    Serta papan-papan kayu yang sudah mulai melapuk oleh panas n hujan
    Tetap berdiri Kokoh, Kuat n Tangguh di Tanah BONAPASOGIT

    Akhh..
    Tapi itukah ‘Potret’ iman penghuninya???
    Apakah itu gambaran hidup ber TUHAN penghuninya ???

    Amangoii..inang!
    Inangooii..Amang!
    Tanah n Gereja itu tetap membisu…
    Diam tak menjawab !
    tapi TANAH n GEREJA itu tidak mati KAWAN !!

    MEREKA hanya saksi yang bungkam tapi tetap melihat !!
    TANAH itu melihat bagaimana dia digarap dan menghasilkan ribuan sarjana di kota -kota besar
    Tapi setelah itu tak pulang-pulang..

    GEREJA itu melihat banyak tangan2 orangtua menengadah berharap kepada TUHAN untuk anak-anak mereka yang di luat sileban kiranya bisa membangun bonapasogit
    Tapi anak-anak itu juga tak pulang-pulang..

    TANAH n GEREJA itu telah menyatu berpuluh2 Tahun
    tetap menjadi SAKSI yang BISU
    BAHKAN terhadap isak isak tangisan kerinduan karena ke-terpisahan.

    Di TANAH itu telah tertancap sebuah GEREJA yang tak tercabut
    di masa lalu, masa kini, dan di masa yang akan datang..
    tapi MEREKA tetap bisu kawan !!!

    ( hanya sebuah curahan hati dari seorang anak parjalang yang sudah lama tak pulang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar